dna-mumi-mesir-kuno-tunjukkan-koneksi-mengejutkan-dengan-timur-dekat-dan-eropa

catwerch.com – Para ilmuwan berhasil mengurutkan genom manusia pertama dari Mesir kuno. Hasil penelitian ini membuka wawasan baru tentang asal usul dan hubungan genetik masyarakat Mesir kuno yang selama ini masih menjadi misteri.

Peneliti Gunakan Mumi Kuno Sebagai Sumber Genetik

Tim peneliti internasional mengambil sampel DNA dari mumi-mumi yang berusia lebih dari 2.000 tahun. Mereka menggunakan teknologi pengurutan genom modern untuk meneliti materi genetik yang tersisa pada jaringan mumi. Para ilmuwan meneliti lebih dari 90 sampel dari situs arkeologi Abusir el-Meleq, sebuah kota kuno yang terletak di bagian tengah Mesir. Dari puluhan sampel tersebut, mereka berhasil mendapatkan tiga genom manusia yang lengkap.

Hasil Mengejutkan: Genom Lebih Dekat ke Timur Dekat dan Eropa

Hasil pengurutan genom menunjukkan bahwa orang Mesir kuno memiliki kedekatan genetik yang lebih tinggi dengan populasi dari Timur Dekat dan Eropa kuno dibandingkan dengan populasi Mesir modern. Temuan ini mengejutkan banyak pihak karena selama ini para ahli menduga bahwa orang Mesir kuno memiliki hubungan genetik yang lebih erat dengan populasi Afrika Sub-Sahara. Namun, analisis DNA justru menunjukkan bahwa masuknya gen Sub-Sahara dalam populasi Mesir terjadi setelah era Romawi.

Perubahan Genetik Terjadi Setelah Zaman Kuno

Para ilmuwan mencatat bahwa populasi Mesir modern menunjukkan peningkatan signifikan dalam komponen genetik Sub-Sahara. Mereka menyimpulkan bahwa perubahan ini terjadi setelah zaman kuno, kemungkinan akibat migrasi dan pertukaran genetik yang intens selama seribu tahun terakhir. Faktor-faktor seperti perdagangan budak, penaklukan, dan migrasi ekonomi memberikan pengaruh besar terhadap struktur genetik Mesir saat ini.

Temuan Ini Tantang Narasi Tradisional Tentang Identitas Mesir Kuno

Penelitian ini memicu diskusi baru tentang identitas etnis Mesir kuno. Para peneliti menyarankan agar masyarakat tidak melihat Mesir kuno sebagai populasi yang sepenuhnya “Afrika” dalam pengertian modern. Sebaliknya, Mesir kuno berada pada persimpangan antara Afrika, Asia, dan Eropa, dan secara genetik mencerminkan campuran kompleks dari ketiga wilayah tersebut. Temuan ini menantang narasi tradisional dan mendorong pendekatan baru dalam memahami sejarah Mesir kuno.

Ilmuwan Dorong Penelitian Lebih Lanjut di Wilayah Afrika Utara

Para ilmuwan mendorong penelitian lanjutan dengan sampel genetik dari wilayah lain https://www.sistemassarmiento.com/productos di Mesir dan Afrika Utara. Mereka berharap studi lanjutan dapat memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang dinamika populasi kuno dan bagaimana hubungan genetik berkembang sepanjang sejarah. Tim peneliti juga menekankan pentingnya kolaborasi antarnegara dalam penelitian genetik arkeologis untuk menghindari interpretasi yang bias dan menyederhanakan sejarah manusia.

By admin